KITA ADALAH PEJUANG

Couch Potat0
2 min readFeb 27, 2024

--

Photo by Wolfgang Hasselmann on Unsplash

Hari ini, aku pulang bersama perasaan kalut setelah seharian bekerja. Seperti hari-hari sebelumnya, rutinitas itu terasa monoton; bangun, beranjak dari kasur, memasang senyum terbaik, mengabdi di kantor, menghadapi sikap kurang menyenangkan dari beberapa kolega, dan kemudian kembali ke rumah. Begitulah setiap hari, tanpa terasa ada perubahan yang signifikan. Namun, di tengah kebosanan itu, aku masih merasakan sentuhan syukur.

Syukur karena masih diberikan kesempatan untuk memiliki pekerjaan, sebuah pencarian yang tiap hari kutempuh dengan penuh harapan.

Lalu dalam perjalanan pulang di atas motor ojek online, aku memperhatikan sekeliling. Setiap individu di jalanan membawa beban dan peran masing-masing dalam menjalani hidup yang penuh rutinitas.

Ada tukang sapu jalan dengan seragam oranye, menghapus keringat dari wajahnya dengan sehelai kain kecil, terlihat letih namun tetap berusaha memberikan yang terbaik di bawah matahari yang terik . Ada tukang parkir yang sibuk menghitung recehan hasil kerjanya hari itu. Dan ada seorang pengemis — manusia silver di lampu merah, terlihat tak nyaman dengan gaya yang ia tampilkan. Mereka semua menarik perhatianku.

Saat melihat mereka, aku tersentak dari kebosanan rutinitas harian. Aku tersadar bahwa setiap hari, jutaan orang berjuang untuk menjadi tulang punggung keluarga, menjadi tempat berteduh bagi orang-orang yang mereka cintai, dan menjadi pelindung dalam dunia yang kadang keras ini. Hidup memang tak selalu menyenangkan bagi mereka yang dilahirkan sebagai pejuang sejati.

Aku menyadari bahwa di balik kesibukan dan kerumitan hidup, ada kekuatan yang luar biasa dalam keberanian dan ketabahan manusia. Setiap langkah kecil yang mereka ambil, setiap senyum yang mereka berikan, adalah bukti dari kegigihan dan keteguhan hati mereka.

Maka, dalam kesendirian perjalananku pulang, samar-samar aku berdoa untuk mereka semua.

Doa untuk kekuatan dan ketabahan.

Doa untuk keberanian dan kebijaksanaan.

Dan di tengah keriuhan kota yang tak pernah tidur, aku menemukan kedamaian dalam pengertian bahwa meski kita mungkin terpisah oleh jalan dan profesi, kita semua adalah bagian dari perjuangan yang sama; perjuangan untuk hidup dengan martabat dan keberanian, meski dalam keadaan yang penuh tantangan.

--

--

Couch Potat0

Ini hanya pelarian yang dituangkan ke dalam tulisan membosankan.